Selasa, 19 April 2016

Hepatitis autoimun

Hepatitis autoimun adalah peradangan di hati/liver yang terjadi saat system imun anda menyerang hati anda. Walaupun penyebab hepatitis autoimun belum sepenuhnya dimengerti, beberapa penyakit, toksin/racun, dan obat-obatan dapat mencetuskan munculnya hepatitis autoimun di orang yang rentan, terutama wanita. Hepatitis autoimun yang tidak diobati dapat menyebabkan jaringan parut di hati (cirrhosis) dan pada akhirnya akan menjadi gagal hati. Apabila didiagnosa dan diobati saat awal permulaan, hepatitis autoimun dapat dikendalikan dengan obat yang menekan sistem imun. Transplantasi hati dapat menjadi pilihan pada hepatitis autoimun yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan atau apabila penyakit hati sudah dalam tahap lanjut.



Gejala Hepatitis autoimun
Tanda dan gejala hepatitis autoimun dapat bervariasi dari ringan sampai berat dan dapat muncul secara mendadak atau  muncul perlahan seiring dengan perjalanan penyakit. Beberapa orang memiliki masalah yang disadari di stadium awal penyakit, di mana yang lain dapat mengalami tanda dan gejala sebagai berikut:
  • Kelelahan
  • Ketidaknyamanan di daerah perut
  • Nyeri sendi Gatal (pruritus)
  • Kulit dan bagian putih mata yang menguning (jaundice)
  • Hati yang membesar
  • Pembuluh darah abnodmal di kulit (spider angioma/spider nevi)
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Ruam kulit Urin berwarna gelap
  • Pada wanita, berhenti menstruasi



Penyebab & Faktor Risiko

Hepatitis autoimun disebabkan saat system imun tubuh, yang seharusnya menyerang pathogen seperti virus atau bakteri, menyerang liver. Serangan ini dapat menyebabkan peradangan kronik dan kerusakan yang serius pada sel hati. Mengapa tubuh menyerang hati ini masih belum jelas, tetapi peneliti menduga bahwa hepatitis autoimun dapat disebabkan oleh interaksi antara beberapa faktor risiko, seperti infeksi, medikasi, dan predisposisi genetic.

Tipe dari hepatitis autoimun
  • Hepatitis autoimun tipe 1 (klasik). Tipe 1 adalah yang paling sering terjadi. Tipe 1 dapat terjadi pada usia berapapun. Sekitar setengah dari penderita hepatitis autoimun tipe 1 memiliki gangguan autoimun lainnya, seperti tiroiditis, rheumatoid arthritis atau colitis ulseratif.
  • Hepatitis autoimun tipe 2. Walaupun orang dewasa dapat mengalami hepatitis autoimun tipe 2, kasus ini lebih sering ditemukan di remaja wanita muda dan biasanya terjadi bersama gangguan autoimun lainnya.


Faktor risiko

Faktor yang dapat meningkatkan risiko hepatitis autoimun adalah:
  • Jenis kelamin wanita. Walaupun kedua wanita dan pria dapat mengalami hepatitis autoimun, penyakit ini jauh lebih sering terjadi pada wanita.
  • Usia. Hepatitis autoimun tipe 1 dapat terjadi di usia berapapun. Tipe 2 lebih sering terjadi pada wanita yang masih muda.
  • Riwayat infeksi tertentu. Hepatitis autoimun dapat terjadi setelah infeksi bakteri atau virus tertentu.
  • Penggunaan obat tertentu. Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik minosiklin (dynacin, minocin, dan lain-lain) dan obat penurun kadar kolestrol atorvastatin, telah dihubungkan dengan hepatitis autoimun.
  • Faktor keturunan. Penelitian membuktikan bahwa salah satu faktor predisposisi dari hepatitis autoimun adalah keturunan.
  • Memiliki penyakit autoimun. Orang yang telah memiliki penyakit autoimun lebih mungkin menderita hepatitis autoimun.



Komplikasi Hepatitis autoimun

Hepatitis autoimun dapat dihubungkan dengan beberapa penyakit autoimun lainnya, seperti:
  • Anemia pernisiosa. Anemia pernisiosa, sering dihubungkan dengan beberapa penyakit autoimun lainnya, terjadi apabila terjadi kekurangan vitamin B12 sehingga terjadi gangguan pembentukan sel darah merah oleh tubuh.
  • Anemia hemolitik. Pada anemia tipe ini, sistem imun menyerang dan menghancurkan sel darah merah dibanding kecepatan yang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
  • Kolitis ulseratif. Penyakit peradangan usus besar ini dapat menyebabkan diare berair atau berdarah yang parah dan nyeri di daerah perut.
  • Tiroiditis autoimun (tiroiditis Hashimoto). Pada kondisi ini, system imun menyerang kelenjar tiroid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar